Pangeran Dekamora Quote
Kau bisa merasanya tanpa bisa menyentuhnya, kau bisa mengenalinya tanpa bisa melihatnya, kau hanya bisa memilikinya tanpa bisa menolaknya. Semesteri itulah C.I.N.T.A
Pangeran Dekamora Quote
Sebab setelah hujan kan terbit sang pelangi. tapi bila hujan bersama sang malam, hanya esok yang aku tunggu.
Pangeran Dekamora Quote
Cinta adalah ketika kamu menitikkan air mata, tetapi masih peduli terhadapnya. Cinta adalah ketika dia tidak mempedulikanmu, kamu masih menunggunya dengan setia. Cinta adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum sambil berkata, Aku turut berbahagia untukmu.
Blog adalah sub blog dari blog Pangeran Dekamora, dimana blog ini berisi Cerita Lucu, Kisah Bijak, Artikel menarik dan unik, Quote dan puisi yang disadur dari para pesohor, dsb. Naskah blog ini berasal dari mailing list (millist) yang penulis ikuti, Blackberry Messager, brosing di internet, dll. Namun demikian blog ini bukan bermaksud untuk plagiat, melainkan hanya mempermudah para pembaca dalam pencarian artikel ringan, video, karikatur lucu ataupun gambar-gambar yang mempunyai nilai seni. Selamat berselancar.....
Untuk kembali ke halaman Blog Pangeran Dekamora, tekan disini
Categories
- artikel menarik (1)
- cerita lucu (8)
- kisah bijak (3)
- Quote (3)
- Tips (2)
- Touching Story (1)
Minggu, 13 Februari 2011
Mencintai adalah kesempatan atau pilihan?
Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan.Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan.
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu
Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan.
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan.
Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu
Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan.
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.
Sabtu, 12 Februari 2011
Kuda bernama Maya
Seorang pria duduk sambil membaca surat kabar ketika tiba-tiba istrinya datang dan memukul kepalanya dengan penggorengan.
'Mengapa kamu memukulku?'tanya sang pria. Sang istri menjawab 'Tadi ada kertas dengan nama Maya aku temukan disaku celanamu'.
Sang pria kemudian menjawab, 'Ketika saya datang ke tempat pacuan kuda minggu lalu Maya adalah nama kuda yang saya jagokan.'
Sang istri minta maaf dan kemudian melanjutkan pekerjaan rumah tangga nya.
Tiga hari kemudian sang pria kembali menonton televisi dan tiba-tiba kembali sang istri memukulnya dengan penggorengan yg lebih besar lagi sampai dia pingsan.
Setelah tersadar dia bertanya mengapa kau pukul aku lagi?
Sang istri menjawab, 'Kuda mu tadi menelpon!' =))
'Mengapa kamu memukulku?'tanya sang pria. Sang istri menjawab 'Tadi ada kertas dengan nama Maya aku temukan disaku celanamu'.
Sang pria kemudian menjawab, 'Ketika saya datang ke tempat pacuan kuda minggu lalu Maya adalah nama kuda yang saya jagokan.'
Sang istri minta maaf dan kemudian melanjutkan pekerjaan rumah tangga nya.
Tiga hari kemudian sang pria kembali menonton televisi dan tiba-tiba kembali sang istri memukulnya dengan penggorengan yg lebih besar lagi sampai dia pingsan.
Setelah tersadar dia bertanya mengapa kau pukul aku lagi?
Sang istri menjawab, 'Kuda mu tadi menelpon!' =))
Test masuk surga
Ada 3 lelaki,
1 phisolopy,
1 pakar matematika
1 orang bloon
Mereka meninggal dunia,kemudian mereka bertemu malaikat di pintu sblh kanan dan iblis sblh di pintu kiri,
Kemudian malaikat angkat bicara;
Karena surga kapasitasnya terbatas maka kalian harus bisa menundukan iblis!!!
Dengan Congkak si Iblis menantang 3 orang tersebut,Monggo siapa yang duluan???
Philosof angkat tangan duluan,
"Oke iblis, apakah kmu bisa memberikan buku lengkap dari Socrates dalam waktu 1 detik!!!
Dengan hanya ketukan jari, sebuah buku muncul dekat philosopy tsb. Kemudian dia membaca dan mengatakan buku tersebut adalah benar.
Kemudian si philosof ditendang ke neraka..
Giliran pakar matematika;
"Coba jawab formula penghitungan yang paling canggih ini dalam waktu 1 detik!!!"
Sambil memberikan secarik kertas kepada iblis.
Dengan ketukan jari kertas yang sudah berisi jawaban diberikan kepada sang pakar matematika.
Setelah dicek ternyata hasilnya benar.
Al hasil pakar mtmtka menyusul si philosof ke neraka.
Kesempatan terakhir untuk si bloon;
Dengan santainya si bloon angkat bicara.
"Berikan saya sebuah kursi!!".
Tring... Dlm sekejap Kursi ada di hadapan si bloon, kemudian,
"Sekarang buatkan 7 lobang di kursi tsb !
Dgn ketukan jari maka jadilah 7 lobang di kursi yg ada dihadapan si bloon.
Lalu si bloon duduk di kursi tsb. Dan kentut dgn keras. Setelah berdiri si bloon bertanya kepada si iblis,
"Dari lubang mana kentut saya keluar?"
Si iblis mengecek sejenak di kursi tsb. dan kemudian menjawab 'Kentutmu keluar dari lobang ketiga dari sebelah kanan'.
'Wkwkwkwk si bloon tertawa sambil melenggang ke pintu surga,
SALAH BESAR, kata si bloon.
Kentut tadi keluar dari lubang di pantat saya!!
1 phisolopy,
1 pakar matematika
1 orang bloon
Mereka meninggal dunia,kemudian mereka bertemu malaikat di pintu sblh kanan dan iblis sblh di pintu kiri,
Kemudian malaikat angkat bicara;
Karena surga kapasitasnya terbatas maka kalian harus bisa menundukan iblis!!!
Dengan Congkak si Iblis menantang 3 orang tersebut,Monggo siapa yang duluan???
Philosof angkat tangan duluan,
"Oke iblis, apakah kmu bisa memberikan buku lengkap dari Socrates dalam waktu 1 detik!!!
Dengan hanya ketukan jari, sebuah buku muncul dekat philosopy tsb. Kemudian dia membaca dan mengatakan buku tersebut adalah benar.
Kemudian si philosof ditendang ke neraka..
Giliran pakar matematika;
"Coba jawab formula penghitungan yang paling canggih ini dalam waktu 1 detik!!!"
Sambil memberikan secarik kertas kepada iblis.
Dengan ketukan jari kertas yang sudah berisi jawaban diberikan kepada sang pakar matematika.
Setelah dicek ternyata hasilnya benar.
Al hasil pakar mtmtka menyusul si philosof ke neraka.
Kesempatan terakhir untuk si bloon;
Dengan santainya si bloon angkat bicara.
"Berikan saya sebuah kursi!!".
Tring... Dlm sekejap Kursi ada di hadapan si bloon, kemudian,
"Sekarang buatkan 7 lobang di kursi tsb !
Dgn ketukan jari maka jadilah 7 lobang di kursi yg ada dihadapan si bloon.
Lalu si bloon duduk di kursi tsb. Dan kentut dgn keras. Setelah berdiri si bloon bertanya kepada si iblis,
"Dari lubang mana kentut saya keluar?"
Si iblis mengecek sejenak di kursi tsb. dan kemudian menjawab 'Kentutmu keluar dari lobang ketiga dari sebelah kanan'.
'Wkwkwkwk si bloon tertawa sambil melenggang ke pintu surga,
SALAH BESAR, kata si bloon.
Kentut tadi keluar dari lubang di pantat saya!!
Quote Untuk Penulis
Berikut ini adalah kumpulan QUOTE menarik tentang menulis dari para penulis:
“Saya suka menulis waktu saya merasa kesal; itu seperti bersin yang melegakan.” [D.H. Lawrence]
“Menulislah dengan bebas dan secepat mungkin, dan tuangkan semuanya ke atas kertas. Jangan melakukan koreksi atau menulis ulang sebelum semuanya habis Anda tuliskan.” [John Steinbeck]
“Kita tidak menulis untuk dipahami; tetapi untuk memahami.” [C. Day Lewis]
“Di mana pun saya menemukan tempat untuk duduk dan menulis, di situlah rumah saya.” [Mary TallMountain]
“Deskripsi (penggambaran) harus menyelusup ke dalam cerita bagaikan seekor ular merayap di rerumputan, diam-diam, hampir ak terlihat, tanpa menarik perhatian.” [Marion Dane Bauer]
“Kata yang tepat mungkin efektif, tetapi tidak ada kata yang sama efektifnya seperti jeda yang tepat waktu.” [Mark Twain]
“Kadang-kadang, kata yang paling sederhana adalah yang paling indah. Dan paling efektif.” [Robert Cormier]
“Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru.” [William Zinsser]
“Yang menyebabkan kalimat pertama begitu sulit adalah karena Anda terpaku padanya. Semua yang lain akan mengalir dari kalimat itu.” [Joan Didion]
“Menulis kalimat pembuka suatu cerita hampir mirip dengan mulai berski di bagian bukit yang paling terjal. Anda harus mengendalikan semua keahlian sejak awal.” [Marion Dane Bauer]
“Walaupun banyak hal terlalu ganjil untuk dipercaya, tiada hal yang terlalu ganjil untuk terjadi.” [Thomas Hardy]
“Saya pikir, hal terbaik menjadi seorang penulis adalah kita dapat mereka-reka segala sesuatu sekaligus mengatakan kebenaran pada saat yang sama.” [Kyoko Mori]
“Memiliki imajinasi saja tidaklah cukup. Anda harus dapat benar-benar masuk menembus ke dalamnya, merasai seluruh isinya.” [Stephen King]
“Gagasan seorang penulis adalah hal-hal yang menjadi kepeduliannya.” [John Gardner]
‘Dan karena saya tidak menemukan hal lain untuk ditulis, saya menyediakan diri sendiri sebagai subjek.” [Montaigne]
“Ruang menulis saya selalu penuh dengan skema garis besar dan bagan cerita (story-board) bab terbaru.” [Janet E. Grant]
“Sebuah karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya. Jika Anda berhasil, teruslah berkarya. Jika Anda gagal, teruslah berkarya. Jika Anda tertarik, teruslah berkarya. Jika Anda bosan, teruslah berkarya.” [Michael Crichton]
“Menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis…” [Gertrude Stein]
[Dari buku "Daripada Bete, Nulis aja", Caryn Mirriam-Goldberg, Kaifa, 2003]
“Saya suka menulis waktu saya merasa kesal; itu seperti bersin yang melegakan.” [D.H. Lawrence]
“Menulislah dengan bebas dan secepat mungkin, dan tuangkan semuanya ke atas kertas. Jangan melakukan koreksi atau menulis ulang sebelum semuanya habis Anda tuliskan.” [John Steinbeck]
“Kita tidak menulis untuk dipahami; tetapi untuk memahami.” [C. Day Lewis]
“Di mana pun saya menemukan tempat untuk duduk dan menulis, di situlah rumah saya.” [Mary TallMountain]
“Deskripsi (penggambaran) harus menyelusup ke dalam cerita bagaikan seekor ular merayap di rerumputan, diam-diam, hampir ak terlihat, tanpa menarik perhatian.” [Marion Dane Bauer]
“Kata yang tepat mungkin efektif, tetapi tidak ada kata yang sama efektifnya seperti jeda yang tepat waktu.” [Mark Twain]
“Kadang-kadang, kata yang paling sederhana adalah yang paling indah. Dan paling efektif.” [Robert Cormier]
“Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru.” [William Zinsser]
“Yang menyebabkan kalimat pertama begitu sulit adalah karena Anda terpaku padanya. Semua yang lain akan mengalir dari kalimat itu.” [Joan Didion]
“Menulis kalimat pembuka suatu cerita hampir mirip dengan mulai berski di bagian bukit yang paling terjal. Anda harus mengendalikan semua keahlian sejak awal.” [Marion Dane Bauer]
“Walaupun banyak hal terlalu ganjil untuk dipercaya, tiada hal yang terlalu ganjil untuk terjadi.” [Thomas Hardy]
“Saya pikir, hal terbaik menjadi seorang penulis adalah kita dapat mereka-reka segala sesuatu sekaligus mengatakan kebenaran pada saat yang sama.” [Kyoko Mori]
“Memiliki imajinasi saja tidaklah cukup. Anda harus dapat benar-benar masuk menembus ke dalamnya, merasai seluruh isinya.” [Stephen King]
“Gagasan seorang penulis adalah hal-hal yang menjadi kepeduliannya.” [John Gardner]
‘Dan karena saya tidak menemukan hal lain untuk ditulis, saya menyediakan diri sendiri sebagai subjek.” [Montaigne]
“Ruang menulis saya selalu penuh dengan skema garis besar dan bagan cerita (story-board) bab terbaru.” [Janet E. Grant]
“Sebuah karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya. Jika Anda berhasil, teruslah berkarya. Jika Anda gagal, teruslah berkarya. Jika Anda tertarik, teruslah berkarya. Jika Anda bosan, teruslah berkarya.” [Michael Crichton]
“Menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis…” [Gertrude Stein]
[Dari buku "Daripada Bete, Nulis aja", Caryn Mirriam-Goldberg, Kaifa, 2003]
The 5 Biggest Fitness Mistakes
How to fix your biggest blunders at the gym.
Posted by David Zinczenko on Tuesday, October 13, 2009 5:24 PM
Take a look around any gym, and you’ll see lots of mistakes. Stupid mistakes. Dangerous mistakes. And maybe worst of all, time-wasting mistakes. You may even be guilty of one or two yourself. Eliminate these common slipups, though, and you’ll not only reduce your risk of injury, but also speed your ability to burn fat and get fit. Here are the five biggest fitness blunders—along with the fixes you need for the results you want.
Mistake #1: You Don't Use a Training Log
Training logs aren't just for muscleheads. YMCA researchers found that 70 percent of exercisers who set goals stuck with their programs for the entire year. By contrast, three-quarters of those who didn't set goals dropped out. Keep it simple: Just write down the number of sets and repetitions and the amounts of weight you use, as well as the duration and distance of each cardio session, and your total exercise time. What’s more, this strategy works for dieting, too. University of Pittsburgh scientists found that people who wrote down the size of each meal (small, medium, large, XL) were just as successful at losing weight as those who tracked the specific foods, calories, and fat that ate.
Mistake #2: You Use Weights That Are Too Light
Ladies, I’m especially talking to you on this one. Your goal is to challenge your muscles, not just go through the motions. For instance, if you can lift a weight 15 times, it’s not going to do your muscles much good to lift it for only 8 repetitions. A good way to gauge if a weight is appropriate: Note the point at which you “start to struggle.” Let’s say you’re doing 10 repetitions. If all 10 seem easy, then the weight you’re using is too light. However, if you start to struggle on your tenth repetition, you’ve chosen the correct poundage.
What does “start to struggle” mean? It’s when the speed at which you lift the weight slows significantly. Although you can push on for another rep or two, the struggle indicates that your muscles have just about had it. This is also the point when most people start to “cheat” by changing their body posture to help them lift the weight. Remember, the idea is to complete all the repetitions in each set with perfect form, while challenging your muscles to work as hard as they can. Which brings me to the next mistake…
Mistake #3: You Use Weights That Are Too Heavy
Gentlemen, this is typically a manly mistake. It's a product of a male’s natural inclination to be better than the other guy. But the only way heavy weights benefit your end goal is if you lift them with proper technique. Simply choose the heaviest weight that allows you to complete all of the prescribed repetitions, which you can do by employing the start-to-struggle technique in Mistake #2. Of course, you may be tempted to cheat anyway. So to keep you honest, here are three signs you’re using too much weight.
You can't perform an exercise through its full range of motion. For instance, on a squat, you know you should lower your body until your thighs are at last parallel to the floor. But if you're using too much weight, you don't dare go down that low for fear of getting stuck, so you stop halfway and then return to the starting position.
You can't do your entire set without the help of a spotter. You should always have one on hand for your maximum-weight sets, but he's there for safety, not to actually help you perform your repetitions.
Your lower back arches like a sapling in a windstorm on bench presses and arm curls. If you have to change your body posture as you perform the exercise, you’re transferring the weight to muscles other than the ones you’ve targeted. And doesn’t that defeat the purpose?
Bonus Tip: For even more tips on perfect form, click here for the 100 greatest fitness tips of all time.
Mistake #4: You Do the Same Old Exercises
Gyms are filled with people who are still doing the same exercises they learned in their first workout program—no matter whether they learned them two months or two presidential administrations ago. But the truth is, all exercises have an expiration date. That’s the point at which when they start to lose their effectiveness. A general guideline: If an exercise uses more than one joint (for example, the bench press uses the shoulders and elbows; the squat uses the hips and knees), you can do it for 8 weeks before you should switch to another exercise for the same muscles. If it involves a single joint (biceps curl, triceps pushdown, lateral raise), find a substitute after just 4 weeks. Your alternative can be as simple as changing the type of grip you use, switching from a barbell to dumbbells, or lying on a Swiss ball instead of a bench.
Mistake #5: You Only Warm Up on a Treadmill
For most people, warming up means running on a treadmill or pedaling an exercise bike. And while a 10-minute aerobic workout is fine for warming your lower body muscles, a better approach is the one you first learned in grade school. When researchers at the United States Military Academy examined different methods of preparing for exercise, they found that first performing calisthenics—also known as dynamic stretching—helped people sprint faster, jump higher, and throw harder. The likely explanation: A dynamic warmup enhances nervous-system activity, which allows you to active more muscle fibers. So before you hit the weights, do 30 seconds each of jumping jacks, arm circles, pushups, lunges, and body-weight squats. You’ll instantly improve your workout—and as a result, your body.
More From Men’s Health
Posted by David Zinczenko on Tuesday, October 13, 2009 5:24 PM
Take a look around any gym, and you’ll see lots of mistakes. Stupid mistakes. Dangerous mistakes. And maybe worst of all, time-wasting mistakes. You may even be guilty of one or two yourself. Eliminate these common slipups, though, and you’ll not only reduce your risk of injury, but also speed your ability to burn fat and get fit. Here are the five biggest fitness blunders—along with the fixes you need for the results you want.
Mistake #1: You Don't Use a Training Log
Training logs aren't just for muscleheads. YMCA researchers found that 70 percent of exercisers who set goals stuck with their programs for the entire year. By contrast, three-quarters of those who didn't set goals dropped out. Keep it simple: Just write down the number of sets and repetitions and the amounts of weight you use, as well as the duration and distance of each cardio session, and your total exercise time. What’s more, this strategy works for dieting, too. University of Pittsburgh scientists found that people who wrote down the size of each meal (small, medium, large, XL) were just as successful at losing weight as those who tracked the specific foods, calories, and fat that ate.
Mistake #2: You Use Weights That Are Too Light
Ladies, I’m especially talking to you on this one. Your goal is to challenge your muscles, not just go through the motions. For instance, if you can lift a weight 15 times, it’s not going to do your muscles much good to lift it for only 8 repetitions. A good way to gauge if a weight is appropriate: Note the point at which you “start to struggle.” Let’s say you’re doing 10 repetitions. If all 10 seem easy, then the weight you’re using is too light. However, if you start to struggle on your tenth repetition, you’ve chosen the correct poundage.
What does “start to struggle” mean? It’s when the speed at which you lift the weight slows significantly. Although you can push on for another rep or two, the struggle indicates that your muscles have just about had it. This is also the point when most people start to “cheat” by changing their body posture to help them lift the weight. Remember, the idea is to complete all the repetitions in each set with perfect form, while challenging your muscles to work as hard as they can. Which brings me to the next mistake…
Mistake #3: You Use Weights That Are Too Heavy
Gentlemen, this is typically a manly mistake. It's a product of a male’s natural inclination to be better than the other guy. But the only way heavy weights benefit your end goal is if you lift them with proper technique. Simply choose the heaviest weight that allows you to complete all of the prescribed repetitions, which you can do by employing the start-to-struggle technique in Mistake #2. Of course, you may be tempted to cheat anyway. So to keep you honest, here are three signs you’re using too much weight.
You can't perform an exercise through its full range of motion. For instance, on a squat, you know you should lower your body until your thighs are at last parallel to the floor. But if you're using too much weight, you don't dare go down that low for fear of getting stuck, so you stop halfway and then return to the starting position.
You can't do your entire set without the help of a spotter. You should always have one on hand for your maximum-weight sets, but he's there for safety, not to actually help you perform your repetitions.
Your lower back arches like a sapling in a windstorm on bench presses and arm curls. If you have to change your body posture as you perform the exercise, you’re transferring the weight to muscles other than the ones you’ve targeted. And doesn’t that defeat the purpose?
Bonus Tip: For even more tips on perfect form, click here for the 100 greatest fitness tips of all time.
Mistake #4: You Do the Same Old Exercises
Gyms are filled with people who are still doing the same exercises they learned in their first workout program—no matter whether they learned them two months or two presidential administrations ago. But the truth is, all exercises have an expiration date. That’s the point at which when they start to lose their effectiveness. A general guideline: If an exercise uses more than one joint (for example, the bench press uses the shoulders and elbows; the squat uses the hips and knees), you can do it for 8 weeks before you should switch to another exercise for the same muscles. If it involves a single joint (biceps curl, triceps pushdown, lateral raise), find a substitute after just 4 weeks. Your alternative can be as simple as changing the type of grip you use, switching from a barbell to dumbbells, or lying on a Swiss ball instead of a bench.
Mistake #5: You Only Warm Up on a Treadmill
For most people, warming up means running on a treadmill or pedaling an exercise bike. And while a 10-minute aerobic workout is fine for warming your lower body muscles, a better approach is the one you first learned in grade school. When researchers at the United States Military Academy examined different methods of preparing for exercise, they found that first performing calisthenics—also known as dynamic stretching—helped people sprint faster, jump higher, and throw harder. The likely explanation: A dynamic warmup enhances nervous-system activity, which allows you to active more muscle fibers. So before you hit the weights, do 30 seconds each of jumping jacks, arm circles, pushups, lunges, and body-weight squats. You’ll instantly improve your workout—and as a result, your body.
More From Men’s Health
Rumah Tukang Kayu
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya. Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan.
Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta oleh tuannya. Hasilnya bukanlah sebuah rumah yang baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu.
'Ini adalah rumahmu, ' katanya, 'hadiah dari kami.' Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Teman, itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan dan kurang bertanggung jawab. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan pada bagian-bagian terpenting dalam hidup, kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan 'rumah' yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan 'rumah' kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. (e-ketawa@yahoogroups.com)
Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta oleh tuannya. Hasilnya bukanlah sebuah rumah yang baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu.
'Ini adalah rumahmu, ' katanya, 'hadiah dari kami.' Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Teman, itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan dan kurang bertanggung jawab. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan pada bagian-bagian terpenting dalam hidup, kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan 'rumah' yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan 'rumah' kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. (e-ketawa@yahoogroups.com)
Setiap Tikungan Ada (Setia?)
Si Andi kecil melihat mobil papanya lewat di depan sekolah dan
parkir di dekat semak belukar. Karena rasa ingin tahu yang besar,
Andi kecil mengendap-endap mendekati mobil papanya dan melihat
papanya dan Tante Nancy saling berpelukan di balik semak-semak.
Andi terus menikmati pertunjukkan itu sampai selesai. Dan ia merasa
sangat tegang dan tidak sabar untuk menceritakan pengalamannya
pada sang Mama.
Pulang sekolah, Andi langsung mencari Mamanya di dapur dan dengan
sangat antusias mengatakan, "Ma.. tadi Andi lihat Papa dan Tante Nancy
dekat semak-semak di depan sekolah. Andi pergi ke sana dan lihat Papa
ciumin bibir Tante Nancy dan ngebuka bajunya Tante Nancy, trus Tante
Nancy juga ngebukain celananya Papa, trus Tante Nancy......"
Pada saat tersebut sang Mama langsung memotong pembicaraan dan
mengatakan, "Nak, simpan dulu ceritamu ya! Mama mau denger lagi
nanti saat makan malam. Kita pengen lihat khan gimana wajah Papa
waktu dengerin cerita kamu ??" Dan si Andi kecil-pun setuju.
Pada saat makan malam si Andi kecil mulai bercerita lagi dari awal..
"Tadi Andi lihat Papa dan Tante Nancy dekat semak-semak di depan
sekolah. Andi pergi ke sana dan lihat papa ciumin bibir Tante Nancy,
dan ngebuka bajunya Tante Nancy. Trus Tante Nancy juga ngebuka'in
celananya Papa, trus Tante Nancy dan Papa mulai melakukan hal yang
pernah dilakukan Mama sama Om Dodi waktu Papa ke luar negeri itu lho..
Mama dan Papa: "?#$%?&?@?*??#??".. .
(Makanya Ma.. kalo orang lain cerita, dengerin
dulu sampai habis.... baru respon... )
(e-ketawa@yahoogroups.com)
parkir di dekat semak belukar. Karena rasa ingin tahu yang besar,
Andi kecil mengendap-endap mendekati mobil papanya dan melihat
papanya dan Tante Nancy saling berpelukan di balik semak-semak.
Andi terus menikmati pertunjukkan itu sampai selesai. Dan ia merasa
sangat tegang dan tidak sabar untuk menceritakan pengalamannya
pada sang Mama.
Pulang sekolah, Andi langsung mencari Mamanya di dapur dan dengan
sangat antusias mengatakan, "Ma.. tadi Andi lihat Papa dan Tante Nancy
dekat semak-semak di depan sekolah. Andi pergi ke sana dan lihat Papa
ciumin bibir Tante Nancy dan ngebuka bajunya Tante Nancy, trus Tante
Nancy juga ngebukain celananya Papa, trus Tante Nancy......"
Pada saat tersebut sang Mama langsung memotong pembicaraan dan
mengatakan, "Nak, simpan dulu ceritamu ya! Mama mau denger lagi
nanti saat makan malam. Kita pengen lihat khan gimana wajah Papa
waktu dengerin cerita kamu ??" Dan si Andi kecil-pun setuju.
Pada saat makan malam si Andi kecil mulai bercerita lagi dari awal..
"Tadi Andi lihat Papa dan Tante Nancy dekat semak-semak di depan
sekolah. Andi pergi ke sana dan lihat papa ciumin bibir Tante Nancy,
dan ngebuka bajunya Tante Nancy. Trus Tante Nancy juga ngebuka'in
celananya Papa, trus Tante Nancy dan Papa mulai melakukan hal yang
pernah dilakukan Mama sama Om Dodi waktu Papa ke luar negeri itu lho..
Mama dan Papa: "?#$%?&?@?*??#??".. .
(Makanya Ma.. kalo orang lain cerita, dengerin
dulu sampai habis.... baru respon... )
(e-ketawa@yahoogroups.com)
Langganan:
Postingan (Atom)